![]() |
Gambar sumber : Google |
kolomberita.id - Kefir merupakan produk susu hasil fermentasi yang penggunaanya semakin populer karena terbukti secara ilmiah memilik banyak manfaat bagi kesehatan. Penggunaan kefir tidak saja sebagai minuman prebiotik untuk mengatasi permasalahan metabolisme tubuh, namun ternyata kefir memiliki banyak manfaat untuk memelihara kesehatan kulit dan mengatasi permasalahan kesehatan yang bermanifestasi pada kulit.
Apa Itu Kefir?
Kefir adalah minuman tradisional hasil fermentasi yang telah populer selama berabad-abad di Timur tengah. Minuman ini berasal dari pegunungan Kaukasus di daerah bekas Uni Soviet, Asia Tengah dan telah dikonsumsi selama berabad abad. Kata kefirsendiri berasal dari bahasa turki Kef (Keyif) yang berarti perasaan yang baik, mengacu pada rasa sehat dan bugar yang timbul setelah mengkonsumsinya (Chaitow dan Trenev, 2002).
Kefir di produksi dari susu yang difermentasi dengan menginokulasikan bibit kefir atau kultur induk kefir. Bibit kefir mengandung campuran kompleks bakteri (beberapa spesies dari lactobacili, lactococci, leuconostocs dan acetobacteria) dan ragi (yang memfermentasi laktosa dan yang tidak memfermentasi laktosa) yang merupakan organisme probiotik seperti yang ditemukan pada yoghurt (Koroleva, 1991; Angulo, 1993). Mikroorganisme probiotik ini saling bersimbiosis dan terikat pada matriks polisakarida yang kemudian disebut sebagai kefiran.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kefir memiliki banyak manfaat bagi kesehatan kulit. Kefir mengandung kultur flora normal aktif dari berbagai strain mikroorganisme yang membantu untuk melawan mikroorganisme patogen.
Selain itu kefir mengandung beberapa senyawa aktif seperti polisakarida, peptida, dan asam organik yang efektif untuk menghambat kerja enzim pada proses pembentukan pigmen kulit (melanin) dan efektif untuk mengatasi kerusakan akibat adanya senyawa radikal bebas (Chen et.al., 2006; Ersan LY, et.al., 2016). Artikel tinjauan ini akan membahas proses fermentasi kefir, serta manfaat hasil fermentasinya untuk mengatasi beberapa permasalahan kesehatan yang bermanifestasi pada kulit.
Beberapa Manfaat Kefir Untuk Kesehatan Kulit
- Sebagai agen pencerah kulit
- Sebagai agen anti jerawat
- Berperan sebagai penyembuh luka
Sifat Anti Oksidan Kefir
Akumulasi spesies oksigen reaktif dalam tubuh manusia berasosiasi dengan berbagai gangguan kesehatan yang bermanifestasi pada kulit, seperti keadaan hiperpigmentasi dan kerusakan sel yang menyebabkan penuaan dini. Senyawa-senyawa radikal bebas ini dapat bersumber dari metabolisme aerob di dalam tubuh dalam jumlah yang kecil yang kemudian terakumulasi dalam sel, selain itu dapat dihasilkan dari proses melanogenesis yang diinduksi oleh radiasi sinar UV, juga sebagian besar diperoleh dari faktor-faktor eksternal seperti polusi dan makanan tidak sehat Meskipun tubuh memiliki mekanisme perlindungan alami terhadap radikal bebas seperti adanya superoksid dimutase (SOD), dan glutation peroksiadase (GSH-Px), namun diperlukan antioksidan dapatan untuk mencegah dan mengatasi kerusakan akibat radikal bebas secara universal.
Kemampuan copper-chelating kefir pada sisi aktif enzim tirosinase membuktikan bahwa kefir memiliki aktifitas sebagai antioksidan (Chen M.J., et.al., 2006). Studi lain terhadap aktivitas antioksidan dari kefir susu kambing dievaluasi melalui metode DPPH, ABTS-based method, dan ferric reducing antioxidant power (FRAP) oleh Ersan dkk (2016). Hasil studi ini membuktikan bahwa kefir susu kambing memiliki efek proteksi terhadap adanya radikal bebas, dan aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukan pada hari ke 21 pada penyimpanan di suhu dingin dengan presentase inhibisi sebesar 5,44 + 0,198 % (metode DPPH) (Ersan, et.al., 2016). Ditemukan pula bahwa kefir merupakan antioksidan yang lebih kuat dibandingkan dengan vitamin E dalam mengatasi kerusakan yang ditimbulkan oleh rikal bebas.
Aktivitas antioksidan ini terkait dengan kandungan senyawa fenolik dalam hasil fermentasi kefir, dimana jumlah senyawa ini akan meningkat pada fermentan kefir dibandingkan dengan yang terkandung pada susu asalnya (Sirirat D dan Jelena P, 2010; Ersan L.Y., et al., 2016; Liu J.R., et.al., 2005). Senyawa fenolik merupakan sumber antioksidan alami yang terkandung pada sebagian besar tumbuhan. Adapun senyawa ini terkandung pada susu dimungkinkan berasal dari pakan hewan yang terdistribusi kedalam susu.
Mentari L Dewi, Taofik Rusdiana, Muchtaridi, Norisca A. Putriana
0 Komentar